LEGENDA CINTA TERLARANG GOLAN-MIRAH KABUPATEN PONOROGO

(Foto Makam Joko Lancur dan Siti Amirah di dusun Mirah desa Nambangrejo Sukorejo)

5 Kilometer ke arah barat pusat kota Ponorogo, terdapat sebuah legenda yang sangat terkenal. Warga 2 dusun yakni Golan dan Mirah (Masuk desa Nambangrejo Sukorejo) sudah ratusan tahun dilarang saling menikahi.

Sampai saat ini pantangan ini belum ada yang melanggar. Data yang kami telusuri di KUA setempat juga menemukan hal yang sama. Belum pernah ada warga dua dusun ini yang saling menikahi.

Selain pernikahan, terdapat kepercayaan bahwa alam dua desa inipun tidak mau disatukan. Penduduk percaya bahwa siapa saja membawa sebutir batu atau sepotong ranting dari desa Golan akan bingung dan tidak bisa keluar jika membawanya masuk ke desa Mirah,demikian juga sebaliknya.

Fenomena yang lebih unik, di kawasan barat Ponorogo bukanlah hal yang aneh jika ada hajatan pernikahan, panitia mengumumkan lewat pengeras suara agar warga dua desa ini tidak datang dan duduk bersamaan dalam satu tempat karena selama apapun nasi ditanak atau sayuran dimasak tidak akan bisa matang sebelum salah satu dari mereka berpisah.

BAGAIMANA LEGENDA INI BERAWAL MULA, INILAH KISAHNYA

Warok Onggolono, salah satu tokoh paling sakti di Ponorogo mempunyai anak bernama Joko Lancur. Joko Lancur ini suka bermain adu jago.Saat permainan berlangsung seru, jago milik Joko Lancur kalah dan lari. Joko Lancur mengejarnya hingga ke dusun Mirah. Di tempat ini jago Joko Lancur masuk ke rumah Ki Ageng Mirah. Ki Ageng Mirah mempunyai nama asli Ki Ageng Muslim, nama Mirah sebenarnya nama anaknya yang sangat cantik, dalam sebagian riwayat bernama lengkap Siti Amirah.

Joko Lancur yang tak sengaja melihat kecantikan putri Ki Ageng Mirah kemudian gandrung kapirangu (bahasa ini khas masyarakat Jawa/Ponorogo jaman dahulu, artinya adalah jatuh cinta setengah mati yang membuat tidak enak makan dan tak bisa tidur)

Joko Lancur pun memohon kepada ayahnya agar melamar putri Ki Ageng Mirah. Sebenarnya warok Onggolono keberatan karena mereka berbeda agama dan keyakinan. Warok Onggolono masih memegang teguh agama lama, sementara Ki Ageng Mirah memeluk agama Islam. Tapi demi cinta orang tua kepada anak,dengan berat hati warok Onggolonopun datang melamar.

Ki Ageng Mirah yang menerima lamaran warok Onggolonopun bingung. Di satu sisi dia dan warok Onggolono berteman baik,di sisi lain mereka berbeda agama. Karena dalam adat Jawa menolak permintaan secara langsung di anggap merupakan penghinaan dan tantangan, maka secara halus Ki Ageng Mirah menerima dengan syarat yang secara akal sehat sangat sulit dipenuhi

1. Sawah di dusun Mirah diairi dalam waktu semalam
2. Mas kawin isi lumbung berupa padi dan kedelai yang bisa berjalan sendiri tanpa diangkut orang

Sebagai warok sakti,permintaan Ki Ageng Mirah langsung disanggupi. Dengan ilmunya warok Onggolono menyuruh siluman buaya Bajul Sengoro untuk membendung sungai dan mengairi sawah Mirah. Begitu selesai , ia menyiapkan iringan pengantin, dan benar saja, terjadi sesuatu yang ajaib…butiran gabah dan kedelai berjalan sendiri mengiringi rombongan pengantin.

Ki Ageng Mirah yang melihat rombongan datang lalu bermunajat kepada Allah dan melihat bahwa yang terjadi adalah akibat ilmu ghaib dari warok Honggolono.

Sesampai di depan rombongan,Ki Ageng Mirah mengeluarkan ucapan sambil mengeluarkan kesaktianya..”maaf adiku Warok Onggolono….yang berjalan itu bukan kedelai tapi titen (kulit kedelai)…itu juga bukan padi tapi damen (jerami)…” kedua benda itupun berubah menjadi damen dan titen. Pengikut warok Onggolonopun melaporkan bahwa bendungan yang dibuat siluman Bajul Sengoro sudah jebol.

Warok Onggolono yang tidak kuasa menahan marah,lalu berteriak..”kakang Mirah, kau sudah membuat aku malu..lihat pembalasanku!.lihat keadaan putrimu!..hanya dengan teriakan itu putri Ki Ageng Mirah langsung tergeletak meninggal dunia. Joko Lancur yang melihat kekasihnya mati, langsung meraih keris di pinggangnya dan melakukan belapati (bunuh diri) untuk membuktikan ketulusan cintanya

Kedua rombongan pengantin inipun geger dan langsung menghunus senjata..namun sesaat sebelum pecah pertumpahan darah..mereka dikejutkan suara ghaib yang tidak nampak wujudnya berseru keras..”wis kersane Gusti Golan lan Mirah ora bakal jejodonan selawase’ (sudah kehendak Yang Kuasa, Golan dan Mirah tidak berjodoh untuk selamanya).

Kedua rombongan lalu pulang ke rumah masing masing dan berpesan kepada anak keturunanya agar tidak saling menikah ataupun menyimpan damen dan titen . Demikianlah cerita Legenda Cinta Terlarang tersebut berawal.



Referensi: Babad Ponorogo karangan Purwowijoyo. Wawancara dengan bapak Modin dusun Mirah tahun 2010.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts