Sejarah Caruban

(foto: para bangsawan sedang rapat di kadipaten)
Di saat Kadipaten Madiyun hanya tinggal Wanareja karena intervensi Bangsa Belanda, akibat Perang Dipanegara, dimana Kadipaten Madiyun dan Kabupaten Caruban terlibat dalam peperangan itu dan melawan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Lalu Kadipaten Madiyun yang terdiri dari bebepa kabupaten kecil-kecil yang berpusat di WANAREJA, dipretheli oleh Bangsa Belanda, akibatnya Kabupaten Caruban digabungkan ke Kadipaten Madiyun (WANAREJA) lalu menjadi Kabupaten Madiyun sekarang. Setelah Kotapraja Madiyun eksis sendiri punya pemerintahan sendiri. Lalu didirikan lembaga KARESIDENAN MADIYUN oleh Pemerintah Hindia Kolonial Belanda. Begitu sejarah berlanjut kini Kutha Caruban yang dulu menjadi Ibukota Kabupaten Caruban berpusat di Desa Krajan, kini dijadikan menjadi Ibukota Kabupaten Madiyun dari hasil penggabungan wilayah itu Wanareja dan Kabupaten Caruban. Mengapa nama "CARUBAN" begitu terkenal karena dahulu memang nama kabupaten yang memiliki status istimewa pada pemeritahan Kraton Demak Bintara sampai dengan Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat waktu itu. Pada waktui itu NKRI belum ada, baru berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945. Kabupaten Caruban merupakan bagian dari Kasultanan Demak Bintara, Kasultanan Pajang, Kasultanan Mataram dan terakhir Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Sedangkan Kadipaten Madiyun terakhir merupakan bagian dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Sejak Kanjeng Pangeran Mangkudipura I (Mangkungera VI) ing Kadipaten Madiyun dipindah ke Caruban dan menjadi Bupati Caruban menggantikan kedudukan Raden Tumenggung Somadirja. Kadipaten Madiyun diserahkan ke Raden Pangeran Rangga Prawirasentika, yang kemudian didaulat menjadi Adipati Madiyun, dengan gelar Raden Adipati Harya Rangga Prawiradirja I ing Madiyun, terjadilah perubahan penguwasa di Kadipaten Madiyun. Para Bupati/Adipati Madiyun, mulai Rangga Prawiradirja I dan seterusnya dimakamkan di Makam Taman Madiyun. Sedangkan Makam Kuncen Madiyun mulai Panembahan Rangga Jumena sampai Kanjeng Pangeran Mangkudipura I (Mangkunegara VI). Kanjeng Pangeran Mangkudipura I memerintah di Kabupaten Caruban tidak lama, lalu diganti oleh Kanjeng Bupati Raden Tumenggung Natasari Trah Raden Adipati Harya Metahun Suranegara ing Jipang, demikian selanjutnya Kabupaten Caruban diperintah oleh para Bupati dari Trah Adipati Harya Metahun, yang tidak lain putra Kanjeng Sunan Pakubhuwana I ing Kartasura Hadiningrat sendiri. Namun demikian Kanjeng Pangeran Mangkudipura I mengadakan hubungan pernikahan dengan para putra Adipati Harya Metahun Suranegara ing Jipang. Kanjeng Pangeran Mangkudipura II putra ke-1 Kanjeng Pangeran Mangkudipura I menikah dengan putra ke-10 Harya Metahun dan putra ke-2 Kanjeng Pangeran Purwanegara menikah dengan putra ke-12 Harya Metahun, kemudian berputra Raden Tumenggung Suradipura yang menikah dengan putra Kanjeng Kyai Adipati Raden Tumenggung Purwadiningrat ing Kadipaten Magaten (buyut Pengeran Cakraningrat II / canggah Panembahan Cakraningrat I ing Madhura).
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts